Jakarta - Sepuluh tahun sebelum manusia pertama mencapai bulan, sebuah wahana buatan manusia mencapai bulan lebih dulu. September 2009 menandai 50 tahun keberhasilan pesawat ruang angkasa Soviet mendarat di permukaan planet bumi.
Wahana buatan manusia pertama yang mencapai bulan bernama Red Star dan merupakan awal dari perlombaan ke bulan. Uni Soviet sudah pernah mencoba beberapa pesawat ruang angkasa, tapi semuanya gagal. Baru pada 12 September 1959, negara itu sukses dengan menggunakan Luna-2.
Berdiameter sekitar 2.5 meter dan berbobot kurang dari 400 kilogram, pesawat ke bulan pertama itu tampak seperti proyek sekolah. Walau begitu tetap berhasil menjembatani antara bumi dan angkasa.
Boris Chertok membantu membangun pesawat tersebut. Di usia 97, ia masih ingat segala bentuk intrik dan campur tangan politik dalam misi itu. “Mungkin terlihat seperti hal yang mudah, akan tetapi 6 hari sebelumnya kami tidak tidur. Sejak Januari 1958 kami 5 kali gagal meluncur dan sangatlah sulit mencari tahu permasalahan teknis yang ada,” kata Chertok bercerita.
"Tujuan kami saat itu adalah menggunakan keberhasilan di ruang angkasa untuk menunjukkan manfaat sosialisme dibanding kapitalisme. Tapi kami juga mengharapkan peluncuran yang sukses, oleh karena itu demonstrasi dari kemampuan militer kami akan membantu menyelesaikan perang dingin,” tambahnya.
Pemimpin Soviet tidak kehilangan kesempatan untuk membuat parade atas pencapaian tersebut. Tiga hari setelah peluncuran, Nikita Khrushchev tiba di AS, mempersembahkan presiden Eisenhower dengan replika alat canggih Soviet yang dibawa pesawat tersebut ke bulan.
“Kompetisi dengan Amerika merupakan faktor utama kesuksesan. Kedua negara bersaing satu lawan satu. Saya pikir Amerika bisa dengan mudah mendarat di bulan lebih dulu, tapi di tahun 1950an mereka kurang beruntung,” kata reporter bidang luar angkasa, Igor Lisov.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar