Jakarta –Pawang hujan mungkin akan kehilangan pekerjaan. Ilmuwan bisa mengusir awan dengan aliran ion dari perangkat ionizer yang ditemukan ilmuwan Soviet Aleksandr Chizhevsky.
Aliran ion diharapkan bisa mengangkat awan ke lapisan atas atmosfer, di mana akan bubar karena perubahan suhu.
Ilmuwan berharap langit akan bersih dalam area sekitar lima km persegi, dalam dua atau tiga jam setelah percobaan.
Langit di atas zona uji coba berhasil menghilang saat uji coba. Tapi saat perangkat dimatikan hujan mulai turun, menurut laporan saksi mata.
Ilmuwan mengatakan percobaan itu hanya membuktikan efisiensi dari perangkat itu. "Anda lihat, alat kami matikan dan hujan turun," kata salah satu dari peneliti.
Namun layanan meteorologi Moskow tidak melihat efek apapun. "Cuaca berkembang seperti yang kita perkirakan. Hujan berhenti adalah karena proses alami," kata layanan itu.
Lembaga itu menyebut efek ionizer tidak cukup data untuk melakukannya. "Sebenarnya, itu bukan percobaan ilmiah," ujar Wakil Kepala Lembaga Fisika Atmosfer Aleksandria Ginzburg yang menonton demo mesin itu.
"Ion udara dapat mempengaruhi proses curah hujan, tapi masalah di sini adalah skalanya. Mereka mungkin telah menciptakan sesuatu yang unik, tapi sulit untuk menilai, karena mereka tidak memberikan parameter kuantitatif. Tidak ada deskripsi model, tidak ada spesifikasi yang diberikan di muka, jadi tidak ada untuk membandingkan hasil tes," tambahnya.
Komunitas ilmiah merasa skeptis bahkan sebelum uji coba, terutama mengenai output daya dari perangkat yang sama dengan ketel listrik.
"Fenomena cuaca ada di atmosfer, [seperti] turbulensi, badai dan anticyclone memiliki kekuatan sangat kuat. Aku bertanya-tanya bagaimana sebuah perangkat kecil dapat mempengaruhi hal itu," kata Lyudmila Krasnokutskaya dari Institut Fisika atmosfer di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia.
"Apa yang bisa dilakukan perangkat dua kilowatt pada angin, awan, jutaan ton air dan arus udara kuat di atmosfer? Tidak realistis hanya disebabkan oleh faktor energi," kata Viktor Savrin, wakil kepala Lembaga Penelitian Fisika Nuklir di Moscow State University.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar