Bagi para peneliti di seluruh dunia, mendeteksi, menetapkan dan mengklasifikasi bau badan telah menjadi arena riset serius, dan didukung dana jutaan dolar dari pemerintah masing-masing.
Bau wanita atau pria memiliki ciri yang dapat digunakan oleh penegak hukum sebagai bukti di pengadilan, atau untuk mendiagnosa suatu penyakit.
Para ilmuwan mengatakan masing-masing dari 6,7 miliar penduduk dunia ini memiliki aroma khas.
Tapi apakah bau ini cukup berbeda sehingga seperti sidik jari? Dapatkah bau ini ditandai, dikatalog dan dikomputerisasi sehingga dapat langsung dicocokkan oleh penegak hukum atau sebagai bukti di pengadilan?
Ini adalah pertanyaan yang diajukan dalam edisi terbaru majalah American Chemical Society Chemical & Engineering News. Dalam artikelnya, Ivan Amato seorang wartawan senior mengutip sebuah pameran museum polisi rahasia Jerman Timur di Berlin menunjukkan bagaimana Stasi yang ditakuti, menggunakan bantalan kursi yang dirancang khusus untuk mengumpulkan bau badan orang-orang.
Agaknya, hal itu dilakukan dengan ide, bau yang disimpan itu untuk memberikan anjing-anjing pelacak cara mengidentifikasi dan melacak tersangka.
Sekarang, sekitar satu setengah abad kemudian, Kenneth Furton, seorang ilmuwan dari Florida International University, bekerja sama dengan Badan Kepolisian Nasional Belanda coba mencari pola bahan kimia yang mudah menguap dan dipancarkan oleh orang-orang sebagai sidik jari bau.
Berbagai lembaga sedang mempertimbangkan untuk memasang perangkat pengendus bau di bandara dan stasiun kereta api dan lalu lintas tinggi lain, untuk mendeteksi kecemasan dan indikator lain yang menunjukkan sesuatu yang jahat mungkin sedang berada di sekitar.
Amato juga menulis Keamanan Dalam Negeri AS menawarkan dana penelitian untuk menentukan apakah sidik jari bau manusia dapat berfungsi sebagai indikator kejahatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar