Bakteri tersebut bernama Micavibrio aeruginosavorus. Para ilmuwan telah mengetahui hal ini selama tiga puluh tahun terakhir, tapi terbukti sangat sulit untuk mempelajarinya dengan teknik konvensional. Peneliti dari Universitas Virginia baru saja berhasil memecahkan kode genetiknya kemudian mencari tahu cara kerja bakteri tersebut.
Micavibrio aeruginosavorus bertahan dengan menemukan strain bakteri lain. Ia kemudian menempel pada dinding sel mangsanya dan mulai menghisap nutrisi korban. Sebagian besar bakteri memang bertahan hidup dengan mengambil nutrisi dari lingkungan sekitarnya. Tapi bakteri Micavibrio aeruginosavorus hanya menggantungkan keselamatannya dengan cara menemukan dan menghancurkan bakteri lain.
"Ahli penyakit mungkin akhirnya dapat menggunakan bakteri ini untuk melawan api dengan api, sehingga bakteri yang agresif akan berburu dan menyerang bakteri tertentu lain yang sangat berbahaya bagi manusia," kata kepala peneliti, Martin Wu, seperti dikutip dari io9.com, Kamis (3/11/2011).
Wu juga menambahkan bahwa bakteri vampir ini berpotensi mengurangi ketergantungan manusia pada antibiotik tradisional dan membantu mengurangi masalah resistensi obat yang sekarang dihadapi dunia medis.
Antibiotik umum bekerja dengan cara menghambat reproduksi bakteri atau menghancurkan dinding selnya. Masalahnya adalah bahwa strain bakteri tertentu telah kebal terhadap antibiotik tersebut dan menciptakan jenis baru yang disebut 'super bug'. Micavibrio aeruginosavorus merupakan alternatif menarik karena bakteri tidak dapat membangun ketahanan terhadap predator dengan cara yang sama seperti pada antibiotik tradisional.
Dan karena bakteri ini hanya memburu strain bakteri tertentu, maka tidak akan menimbulkan ancaman pada bakteri menguntungkan yang penting dalam tubuh manusia. Bakteri vampir ini juga bisa bekerja dalam lingkungan yang sulit, seperti pada lapisan lendir kental yang dibuat oleh Pseudomonas aeruginosavorus, dan menyerang target di mana antibiotik tradisional secara signifikan kurang efektif.
Namun tentu saja, bakteri ini belum siap disuntikkan ke dalam tubuh manusia. Masih dibutuhkan rekayasa genetik yang signifikan agar bakteri vampir ini dapat memburu strain bakteri yang diinginkan dan membiarkan bakteri yang lain. Meskipun dmeikian, penemuan ini berpotensi menjadi terobosan besar dan kenyataan bahwa ilmuwan sudah memiliki pemetaan gen adalah awal yang sangat menggembirakan.
sumber : detikhealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar