>>>>>>>>>>>> gilalogika.blogspot.com <<<<<<<<<<<
>>>>>>>>>> GILALOGIKA DI FACEBOOK <<<<<<<<<<<
Bangsa AS Tak Lagi Kulit Putih?

Jakarta. Selama ini, bangsa Amerika identik dengan kulit mereka yang putih. Mereka cukup percaya diri dengan asal-usul rasnya dan tak jarang merasa superior. Sehingga, banyak terjadi kasus rasisme. Namun semuanya bisa berubah.

Penduduk kulit putih tampaknya tak lagi menjadi dominan. Sebab, menurut sebuah riset, pada 2042 mayoritas penduduk Amerika tak lagi berkulit putih. "Populasi kulit putih kini semakin tua dan jumlah bayi kulit putih yang lahir pun juga berkurang," ujar William Grey, seorang demografer di Brookings Institution, Washington. AS.

"Masa depan Amerika tergambar di generasi muda saat ini. Mereka sudah seperti wadah masyarakat yang homogenitas (melting pot). Merekalah yang akan kita lihat di masa depan."

Amerika sebenarnya berkembang selama beberapa dekade belakangan ini. Namun, proses ini dipercepat dengan adanya imigrasi dan angka kelahiran yang sangat tinggi dari kalangan minoritas, terutama Hispanik. Mereka tentunya juga tumbuh menjadi dewasa.

Biro Sensus baru-baru ini merilis proyeksi untuk 2050, berdasarkan angka kelahiran, kematian, dan imigrasi. Beberapa faktor ini harus terus-menerus dipantau, mengingat banyak terjadi perubahan kondisi. Misalnya kebijakan imigrasi, perubahan budaya, serta bencana alam dan buatan.

Saat ini, jumlah penduduk AS hampir mencapai angka 305 juta jiwa. Menurut proyeksi, jumlah ini akan menjadi 400 juta jiwa pada 2039 dan menjadi 439 juta jiwa pada 2050. Jumlah ini sama saja dengan menjumlahkan penduduk Prancis dan Inggris. Kulit putih non-Hispanik mencapai dua pertiga dari jumlah ini, namun 55% dari mereka berada di bawah 5 tahun.

Pada 2050, kulit putih akan berjumlah 46% dari populasi dan kulit hitam akan mencapai 15%, jumlah ini menurun sedikit dibanding fakta yang ada saat ini. Hispanik yang saat ini mencapai 15% dari populasi, akan mencapai 30% pada 2050. Sedangkan ras Asia yang saat ini hanya 5% dari total populasi, diperkirakan akan mencapai 9% pada 2050.

Jumlah populasi yang berusia 85 tahun ke atas diproyeksikan akan menjadi tiga kali lipat jumlah saat ini pada 2050, yakni menjati 19 juta jiwa. Untuk populasi dalam usia produktif, 18 hingga 64 tahun, diperkirakan menurun dari 63% saat ini menjadi 57%.

Lembaga Jaminan Sosial AS mencari cara untuk mengatasi hal ini. Teori yang mereka kemukakan adalah memperbaiki keuangan mereka, dengan cara meningkatkan pemasukan ketimbang pengeluaran.

Dengan demikian, saldo mereka akan imbang pada 2017, yakni masa dimana mereka akan mengalami surplus. Sebab, dana yang mencukupi, artinya perawatan kesehatan yang lebih baik dan pada akhirnya orang akan berumur panjang.

Lembaga tersebut berniat memulai rencana ini secepat mungkin, artinya merombak sistem yang selama ini mereka jalani. Jika tidak, mereka akan tekor pada 2041. Mereka juga berniat mengurangi resiko dalam isu keamanan finansial, dengan cara meningkatkan usia pensiun. Saat ini di AS, usia pensiun adalah antara 65-67 tahun.

Demikian pula dengan biaya perawatan kesehatan di AS yang menjadi isu kritis. Usia 85 tahun ke atas merupakan populasi yang paling cepat pertumbuhannya. Institut Pengobatan di Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional AS, menyatakan negara mereka kurang memperhatikan pelayanan kesehatan untuk manula.

"Jumlah mereka yang meningkat nantinya ini merupakan pertanda bahwa kami sebaiknya mencari cara baru untuk memberikan layanan kesehatan," ujar John Rowe,.ketua komite pelansir laporan populasi tersebut. Selain itu, lanjutnya, mereka juga harus memastikan layanan kesehatan sampai kepada mereka yang membutuhkan.

Menilik sejarahnya, penduduk asli Amerika sebenarnya adalah bangsa Indian. Sayangnya, pada awal imigran menempati AS, mereka malah diburu dan dibunuh. Jadi, bangsa kulit putih yang kini menghuni AS dan mengaku pribumi pun sebenarnya juga imigran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar