Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mempresentasikan teknologi pengadaan air bersih tenaga surya. Seperti apa?BPPT bekerja sama dengan Kementerian Negara Koordinator Kesejahteraan Masyarakat dan F CUBED, perusahaan Australia yang menemukan teknologi desalinasi (penghilangan kadar garam) dengan tenaga surya, mengadakan presentasi dalam rapat koordinasi mencari solusi memperoleh air bersih, layak guna bagi masyarakat Indonesia.
Bertemakan ‘Pemanfaatan tenaga surya untuk alat pemroses air bagi kesejahteraan Rakyat Indonesia', yang bertempat di Aula BPPT, para undangan yang umumnya adalah para pembuat keputusan di tingkat pemerintah kota/kabupaten mendapatkan penjelasan rinci menerapkan teknologi desalinasi dengan tenaga surya guna memperoleh air bersih bagi pertanian, perkebunan, industri maupun perumahan dan sebagainya.
"Rapat koordinasi dan presentasi ini sangat penting. Kita harus segera memperoleh solusi untuk mendapatkan pasokan air bersih di berbagai daerah di Indonesia yang sudah mencapai tahap kritis," ujar Prof. Indroyono, Sekretaris Menko Kesra dalam rapat koordinasi tersebut, seperti yang ditulis di keterangan resminya.
FCUBED merupakan perusahaan Australia yang baru-baru ini menandatangi kontrak senilai 11 juta USD dengan Pemerintah Kota Ceduna di Australia Selatan untuk memasok air minum melalui terobosan teknologi ‘CAROCELL solar desalination’ (menghilangkan kadar garam melalui teknologi tenaga surya).
"Teknologi desalinasi dengan tenaga surya ini telah terbukti mampu menghasilkan air berkualitas tinggi. Teknologi kami mampu mengubah air dari mana pun berasal seperti air laut, air tanah bahkan air yang terkontaminasi pun menjadi air bersih yang layak minum, dengan harga yang relatif murah dan mudah," imbuh Peter Johnstone, Chief Executive Officer dan Pendiri F CUBED.
F CUBED melalui merek dagang CAROCELL juga mencakup teknologi ‘’Zero Liquid Discharge’’ (ZLD), yang mampu mengubah limbah, hasilnya merupakan kombinasi antara air minum dengan garam (hasil fraksinasi garam).
Garam ini memberi nilai tambah karena bermanfaat dijadikan garam meja atau garam untuk kolam renang, dan magnesium klorida yang dihasilkan pun dapat digunakan oleh industry tambang sebagai penekan debu (dust suppressant).
Hasil sampingan fraksinasi yang ternyata sangat bermanfaat ini, dapat dijual dan menghasilkan uang, dan yang lebih penting lagi adalah minimnya dampak lingkungan hidup yang dapat terjadi.
Peter Johnstone, penemu/pencipta dan pemilik hak patennya, menambahkan bahwa teknologi desalinasi dengan tenaga surya yang dia temukan ini telah diterapkan di 26 negara, termasuk India, Bangladesh, Malaysia, Dubai.
"Kami sedang menjajagi untuk membangun pabrik di Indonesia dengan investasi sekitar USD10juta. Kami ingin berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan memperoleh air bersih serta menciptakan lapangan pekerjaan," pungkas Peter. [mor]
http://teknologi.inilah.com/read/detail/1844137/bppt-perlihatkan-teknologi-air-bersih-tenaga-surya