>>>>>>>>>>>> gilalogika.blogspot.com <<<<<<<<<<<
>>>>>>>>>> GILALOGIKA DI FACEBOOK <<<<<<<<<<<

Baterei Berbahan Bakar Udara


Diagram sel STAIR (St Andrews Air). Oksigen diambil dari udara bereaksi di dalam karbon berpori kemudian listrik dihasilkan di dalam baterai lithium-udara ini.

Sekarang disain penyimpanan energi berbahan bakar udara baru dengan kapasitas penyimpanan energi sepuluh kali lebih lama sudah tersedia.

Arah baru di bidang ini dapat membuka jalan untuk generasi baru mobil listrik, ponsel dan laptop.

Penelitian yang dibiayai oleh Dewan Riset Teknik dan Ilmu Fisika (EPSRC) ini dipimpin oleh peneliti dari Universitas St. Andrews bekerja sama dengan Strathclydedan Newcastle.

Desain baru ini berpotensi meningkatkan kinerja produk elektronik portabel dan memberikan dorongan bagi industri energi yang dapat diperbarui. Baterai ini akan memungkinkan output listrik dari sumber-sumber seperti angin atau surya, yang akan berhenti menghasilkan energi ketika cuaca berganti atau saat malam hari tiba.

Kapasitas ini adalah berkat penambahan bagian yang memakai oksigen yang diserap dari udara ketika proses discharge, menggantikan satu kimiawi yang dipakai pada sistem baterai saat ini. Dengan tidak perlu membawa kimia dalam baterai akan memberikan peningkatan energi pada baterai dengan ukuran yang sama. Sejak dahulu produsen mobil listrik berusaha untuk mengurangi ukuran dan berat baterai dengan kapasitas isi yang diperlukan.

Sel STAIR (St. Andrews Air) seharusnya lebih murah daripada baterai rechargeable saat ini. Komponen baru tersebut terbuat dari karbon berpori, yang jauh lebih murah daripada lithium oksida kobalt pada baterai biasa.

Proyek penelitian empat tahun ini, yang telah mencapai separuh jalan pada Juli nanti menghasilkan penemuan di universitas bahwa interaksi komponen karbon dengan udara bisa berulang, menciptakan sikluscharge dan discharge. Hasil ini telah melipat-tigakan kapasitas penyimpanan pada sel STAIR.

Kepada proyek, Profesor Peter Bruce dari Departemen Ilmu Kimia di Universitas St Andrews mengatakan, "Sasaran kami adalah meningkatkan kapasitas penyimpanan lima hingga sepuluh kali lipat, yang mana melampaui batasan kemampuan baterai saat ini. Hasil kami sejauh ini sangat baik dan sudah jauh melampaui harapan kami."

"Kuncinya adalah menggunakan oksigen di udara sebagai perantara, daripada membawa bahan kimia yang diperlukan masuk ke dalam baterai," kata Bruce.

Oksigen yang ditarik dari permukaan baterai yang terekspos dengan udara, bereaksi di dalam pori karbon untuk membuang sisa baterai. "proses ini bukan hanya gratis, tapi komponen karbon juga jauh lebih murah daripada teknologi saat ini," kata Bruce. Dia memperkirakan sel STAIR akan tersedia di pasaran setidaknya lima tahun lagi.

Proyek ini difokuskan untuk memahami lebih mendalam tentang bagaimana reaksi kimia pada beterai bekerja dan menyelidiki cara untuk meningkatkannya. Tim penelitian juga berusaha untuk menghasilkan sel protipe STAIR yang cocok untuk aplikasi kecil, seperti ponsel atau MP3 player.

Foto Terbentuknya Badai Tornado

























Sungai di Dasar Laut Merupakan Bukti Kebenaran Al Qur’an

Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan Sungai dalam Laut

“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)


“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)



Sungai di Dasar Laut Merupakan Bukti Kebenaran Al Quran

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.


Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.


Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.


Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.



Sungai di Dasar Laut Merupakan Bukti Kebenaran Al Quran

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.


Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam




akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.

Pesawat Penumpang TerCepat



The Reaction Engines A2, 2030


Inilah pesawat terbaru masa depan. A2.
Kecepatannya bukan lagi Supersonik seperti Concord, tapi sudah Hiper-sonik. Concord terbang dengan kecepatan Mach 2 (dua kali kecepatan suara). A2, terbang dengan kecepatan 5 kali kecepatan suara (Mach 5). Pesawat ini bahkan lebih cepat dari pesawat-pesawat tempur tercanggih saat ini, seperti F-16, dan F-22 ! (yang kecepatannya Mach 2).

Dengan pesawat biasa, dari Eropa ke Australia ditempuh dalam 22 jam. Dengan pesawat ini cuma memakan waktu 4,5 jam saja! Pesawat ini juga sangat Eco-friendly karena memakai bahan bakar Liquid Hydrogen. Yang bahan dasarnya dan keluarannya pada dasarnya adalah, Air. Benar-benar futuristik!


Perkiraaan waktu siap operasi ? 20-25 tahun lagi, 2030. Pesawat ini bisa mengangkut 300 orang, dan ongkosnya pun ditargetkan setara dengan tiket business-class standar, sekitar 4.700 Euro atau 6.900 Dollar


A2 tidak memiliki jendela. Pemandangan di luar yang spektakuler bisa dilihat dari televisi layar datar.


Note:
Mach 1 = 1 kali kecepatan suara.
Mach 5 = 5 kali kecepatan suara.
Supersonik = Mach > 1.0
Hipersonik = Mach > 5.0

Teknologi Yang Bermanfaat Bagi Kelangsungan Hidup Dunia

1. Memproduksi minyak secara alami

Ada proses bernama thermo-depolymerization, suatu proses yang sama dengan bagaimana alam memproduksi minyak. Misalnya limbah berbasis karbon jika dipanaskan dan diberi tekanan tepat, mampu menghasilkan bahan minyak. Secara alamiah proses ini menbutuhkan waktu jutaan tahun. Dari eksperiman yang sudah-sudah, kotoran ayam kalkun mampu memproduksi sekitar 600 pon petroleum.

2. Menghilangkan garam dari air laut

PBB mencatat, suplai air bersih akan sangat terbatas bagi miliaran manusia pada pertengahan abad ini. Ada teknologi bernama desalinasi, yakni menghilangkan kadar garam dan mineral dari air laut sehingga layak diminum. Ini merupakan solusi yang bisa dilakukan untuk mencegah krisis air. Masalahnya, teknologi ini masih terlalu mahal dan membutuhkan energi cukup besar. Kini para ilmuwan tengah mencari jalan agar desalinasi dapat berlangsung dengan energi lebih sedikit. Salah satu caranya adalah dengan melakukan evaporasi pada air sebelum masuk ke membran dengan pori-pori mikroskopis.

3. Tenaga Hidrogen

Bahan bakar hidrogen dianggap sebagai bahan bakar alternatif bebas polusi. Energi dihasilkan dari perpaduan antara hidrogen dan oksigen. Problemnya adalah bagaimana hidrogen itu dihasilkan. Molekul seperti air dan alkohol harus diproses dulu untuk mengekstaksi hidrogen sehingga menjadi sel bahan bakar. Proses ini juga membutuhkan energi besar. Namun setidaknya ilmuwan sudah mencoba membuat laptop serta peranti lain dengan tenaga fuel cell.

4. Tenaga surya

Energi surya yang sampai di bumi terbentuk dari photon, dapat dikonversikan menjadi listrik atau panas. Beberapa perusahaan dan perumahan sudah berhasil menggunakan aplikasi ini. Mereka memakai sel surya dan termal surya lain sebagai media pengumpul energi.

5. Konversi Panas Laut

Media pengumpul tenaga surya terbesar di bumi ini adalah air laut. Departemen Energi Amerika Serikat (AS) menyebut, laut mampu menyerap panas surya setara dengan energi yang dihasilkan 250 miliar barel minyal per hari. Ada teknologi bernama OTEC yang mampu mengkonversikan energi termal laut menjadi listrik. Perbedaan suhu antar permukaan laut mampu menjalankan turbin dan menggerakan generator. Masalahnya, teknologi ini masih kurang efisien.

6. Energi gelombang laut

Laut melingkupi 70 persen permukaan bumi. Gelombangnya menyimpan energi besar yang dapat menggerakkan turbin-turbin sehingga mengasilkan listrik. Problemnya agak sulit memperkirakan kapan gelombang laut cukup besar sehingga memproduksi energi yang cukup. Solusinya adalah dengan menyimpan sebagian energi ketika gelombang cukup besar. Sungai Timur kota New York saat ini sedang menjadi proyek percobaan dengan enam turbin bertenaga gelombanng air. Sedangkan Portugis justru sudah lebih dulu mempraktikan teknologi ini dan sukses menerangi lebih dari 1500 rumah.

7. Menanami atap rumah

Konsep ini diilhami dari Taman Gantung Babilonia yang masuk dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia. Istana Babilonia terdiri atas atap yang ditanami aneka flora, juga balkon dan terasnya. Taman atap ini mampu menyerap panas dan mengurangi karbon dioksida. Bayangkan jika burung-burung dan kupu-kupu berterbangan di sekitar rumah hijau kita.

8. Bioremediasi

Ada proses bernama bioremediasi, yakni memanfaatkan mikroba dan tanaman untuk membersihkan kontaminasi. Salah satunya adalah membersihkan kandungan nitrat dalam air dengan bantuan mikroba. Atau memakai tanaman untuk menetralisir arsenik dari tanah. Beberapa tumbuhan asli ternyata punya daedah untuk membersihkan bumi kita dari aneka polusi.

9. Kubur barang-barang perusak
http://i33.tinypic.com/5cj0hs.jpg
Karbon dioksida adalah faktor utama penyebab pemanasan global. Energy Information Administration (EIA) mencatat, tahun 2030 emisi karbon dioksida mencapai 8000 juta metrik ton. Metode paling sederhana untuk menekan kandungan zat berbahaya itu adalah dengan menguburkan berbagai sumber penghasil CO2 seperti aneka limbah elektronik berbahaya. Namun ilmuwan masih belum yakin bahwa gas berbahaya akan tersimpan aman. Tetap saja kelak akan muncul imbas negatifnya bagi lingkungan.

10. Buku elektronik

Bayangkan, berapa ton kertas dan berapa banyak pohon harus ditebang bagi seantero dunia jika kita semua harus membeli koran, majalah, novel, buku pelajaran, buku tulis, kertas faks, sampai tisu toilet. Buku elektronik atau surat elektronik yang lebih dikenal dengan e-book dan email memberi kontribusi sangat berarti pada kelangsungan hidup. Dengan teknologi itu, produksi kertas dapat ditekan, sehingga bahan kita tak perlu menebang terlalu banyak pohon.

Terbang Dengan Jet Air

Terbang sendiri ke udara dengan roket pribadi mengambil inspirasi dari cerita-cerita fiksi tahun 1920-an. Tahun 1960-an teknologi semacam itu telah menjadi kenyataan. Tapi sampai saat ini kendalanya adalah roket yang digunakan belum membawa bahan bakar yang cukup untuk terbang, sehingga mengangkasa tidak lebih dari 30 detik saja. Kini muncul alat sejenis yang mengusung teknologi water-propelled jetpack. Lebih lama terbangnya dan lebih aman. Masak, sih?

JetLev-Flyer adalah jetpack bertenaga 215 HP yang bekerja dengan menyemburkan air ke bawah melalui mulut-mulut pipa semprot dengan tekanan tinggi sehingga bisa menerbangkan pemakainya dengan kokoh dan terkontrol. Penggunanya dapat terbang angkasa hingga ketinggian 30 kaki dan top speed 64 km/jam. Model penerusnya bahkan sanggup terbang hingga 50 kaki pada kecepatan 80 km/jam. Iiii...ha!


JetLev-Flyer sanggup bermanuver dengan mudah, mampu berbelok-belok saat take-off, terbang, melayang-layang, dan mendarat. Sanggup terbang selama 2 jam bahkan hingga 5 jam dengan jarak jelajah 300 km. Uniknya adalah mesin ini didorong dengan tenaga air melalui selang karet oleh mesin 4 tak yang mirip dengan mesin kapal boat yang dipasang di punggung.


Sisi positif dari mesin ini adalah terbangnya yang jauh lebih lama dari jetpacks biasa. Ini terutama karena JetLev-Flyer terbang di atas sumber bahan bakarnya. Mesin ini menyedot air dari danau atau laut di bawahnya dan bukannya membawa serta bahan bakar dan mesinnya ke udara.


Memang selang karet kuningnya agak sedikit mengganggu, karena berarti akan menahan penggunanya dan secara teknis bersentuhan dengan permukaan air. Tapi karena benda ini membawa kita ke udara, anggap saja sebagai jaring penyelamatnya. Tentu saja kebanting di air pada kecepatan tinggi sangat menyakitkan, tapi pembuatnya meyakinkan bahwa alat ini mudah digunakan dan lebih aman ketimbang main ski air atau parasailing. Di Bali atau Ancol udah ada belum ya...

Peralatan Makan Unik


Wrenchware

bentuknya menyerupai alat bangunan.

Shape/Form Cutlery



peralatan makan yang indah. dirancang oleh Lukas Peet dari kanada.


Dexter Cutlery

memiliki "karakter" yang berbeda-beda.

Ribbon Cutlery

terbuat dari stainless steel. didesain oleh Makoto Yamaguchi.

Flat Cutlery

bentuknya datar. didesain oleh Josef Hoffman.

Exhausted Cutlery

bentuknya mengikuti lekukan piring. terlihat seperti meleleh.

Origin Cutlery

bentuknya terinspirasi dari peralatan makan jaman dulu. tapi yang ini terbuat dari stainless steel.

Natural Cutlery

terlihat sangan tradisional. gagannya terbuat dari kayu.

Appetize Cutlery

bentuknya memiliki bentuk seperti daun.

Fish Cutlery

benar-benar peralatan makan yang bisa dibilang persis dengan ikan. memiliki mata, mulut, ekor, dan sirip